Hai Teman, sebuah misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan adalah “CINTA”. Semua orang mempunyai cinta, tetapi tidak sama cara mengungkapkannya. Ada yang mengungkapkan rasa cinta dengan sekuntum bunga, ada yang yang mengungkapkannya dengan ciuman, ada yang mengungkapkannya dengan pemberian barang, ada yang mengungkapkannya dengan kata-kata yang tersusun indah bagai karya pujangga. Dan bahkan ada yang sangat ekstrim yaitu dengan melakukan hubungan badan, na’udzu billah. Gara-gara cinta orang bisa mabuk kepayang, gara-gara cinta orang bisa menjadi sastrawan. Karena cinta, orang yang sakit bisa sembung; karena cinta, orang yang malas menjadi giat; karena cinta, yang berat menjadi ringan. Karena putus cinta, orang bisa nekat bunuh diri. Hai Teman, cinta sebenarnya adalah anugrah Allah, indah rasanya. Mulanya sangat suci dan bersih. Cinta lahir bersamaan dengan kelahiran manusia, dan berkembang seiring dengan bertambahnya usia manusia. Ketika masih balita, tidak ada orang yang paling dicintai kecuali ibunya, cinta hanya untuk ibunya. Kemana saja dan dalam keadaan apa saja, ibu yang selalu disebut. Beranjak masa anank-anak, cintanya bertambah, disamping cinta kepada ibu, dia juga cinta kepada mainan. Pulang dari sekolah tidak masalah jika tidak ada ibu, dia langsung menuju tempat mainan. Memasuki masa remaja, ketika sudah mengenal “pacaran”, cinta hampir tertumpuh seluruhnya pada kekasih. Sudah menjadi dewasa, disamping cinta kepada lawan jenis, dia juga cinta kepada kedudukan dan harta. Ketika sudah berumah tangga, cinta bisa berpaling, atau bertambah; sudah dapat satu ingin dua, dapat Jawa ingin Sumatera, dan seterusnya. Yang jelas, ketika cinta di satu sisi tumbuh kuat, maka sisi yang lain akan kurang mendapat perhatian. Seorang anak remaja yang tadinya sangat cinta kepada ibu, dia akan berkurang perhatian-nya ketika sudah mempunyai kekasih. Maka tidak jarang justru seorang ibu yang stress merasa tidak lagi disayang atau tidak diperhatikan oleh anaknya. Bahkan ada orang tua yang tidak bisa terima atau ‘cemburu” ketika anaknya telah menemukan jodoh lalu menikah.
1. Cinta dan Romatika Remaja.
Hai Tem
an, masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Yaitu sebuah fase dimana remaja asyik dengan dunianya. Secara fisik dan mental, remaja mengalami perubahan. Dia sudah mulai tertarik kepada lawan jenisnya, Hormon-hormon kewanitaan atau kelakiannya mulai menonjol, sehingga ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Seorang wanita mulai belajar memakai bra, mencari pembalut yang enak, dan seterusnya. Seorang lelaki mulai mengalami mimpi basah, sering melamun, dan sebagainya. Banyak hal yang terjadi pada dirinya, sementara dia belum tahu apa sebenarnya. Ada kejadian-kejadian yang belum diketahui dan belum dialami sebelumnya. Misalnya, bagaimana remaja putri tiba-tiba perutnya sakit, kemudian berlanjut dengan mensturasi; bagaimana remaja putra tiba-tiba suaranya menjadi lebih berat dan sebagainya.
Pada saat itu remaja ingin tahu banyak hal. Ingin tahu tentang rahasia kawan-kawannya, ingin tahu tentang cerita-cerita menarik dari kawan-kawannya, ingin tahu lebih jauh tentang fungsi anggota tubuhnya, terutama alat reproduksi. Di samping itu, remaja juga ingin menunjukkan kepada orang lain siapa dirinya. Karena itu, para remaja sering membuat ulah. Ada yang suka iseng dan usil kepada temannya. Ada yang mengganggu gurunya, membuat onar di kelas, berantem gara-gara teman dekatnya diajak orang, adu mulut karena pacar, dan masih banyak hal lagi yang lainnya. Keisengan-keisengan tersebut adalah sesuatu yang lumrah manakala tidak berlanjut pada perbuatan yang merugikan orang lain, atau mencelakai dirinya sendiri. Dan itulah romantika remaja. Apa yang dilakukan dirasakan sangat menyenangkan, sekalipun orang yang menjadi sasaran merasa kesal dan tidak berkenan.
Dari sekian banyak romantika, memang “cinta” adalah yang paling indah dan tidak ada duanya. Cinta remaja, walaupun dikatankan “cinta monyet”, merupak peristiwa yang sangat paling disukai oleh selurh manusia. Kisah cinta remaja akan selalu sangat menarik untuk dikenang kembali. Cinta remaja sebenarnay adalah ungkapan kejujuran, berkata apa adanya, walaupun tidak mustahil nanti akan mudah berpaling ketika mendapat yang lain. Maklum namanya juga anak baru gede. Kalau boleh diungkapkan, di dalam cinta remaja ada hal-hal yang bisa membuat tertawa, lucu dan mengesankan. Perhatikan, bagaimana seorang remaja laki-laki ingin mengungkapkan isi hatinya kepada remaja putri. Bagaimana seorang remaja putri memberikan isyarat kalau dirinya menyintai seorang remaj laki-laki.Banyak ide-ide dan kreasi-kreasi aneh dan menarik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berbeda dengan kaum dewasa, tanpa banyak hambatan mereka langsung “tembak”. Itu sebabnya pada sutrada lebih senang mengangkat cerita romantika remaja.
Memang demikian, hendaknya para remaja, ketika memulai tertarik kepada lawan jenis-nya, maka janganlah ketertarikan pada lawan jenis itu diampaikan secara terbuka. Ketertarikan kepada lawan jenis harus diatur sedemikian rupa., sehingga tidak melanggar tata nilai dan tidak melanggar agama. Tidak dilarang remaja menyintai lawan jenisnya, tetapi jangan karena cinta lalu melakukan hal-hal yang sepatutnya tidak boleh dilakukan. Jangan karena mentang-mentang sudah saling cinta, lalu berciuman di depan kelas, berduaan di tempat yang sepi atau menginap di tempat yang jauh dari pengawasan orang tua. Teman, ingatlah! Ketika kalian berdua dengan lawan jenis di tempat yang sepi, maka syaitan menjadi teman yang ketiga, syaitan memberikan rangsangan kepada kamu untuk melakukan hal-hal yang dilarang Allah.
2. Cinta Buta Membawa Bencana.
Teman, cinta sejati hanyalah cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah akan melahirkan cinta yang beraneka macam kepada makhluk ciptaan-Nya, termasuk cinta kepada lawan jenis. Cintanya seorang pemuda kepada pemudi hendaknya tumbuh karena cinta kepada Allah. Karena cinta kepada Allah berarti menyintai seluruh ciptaan-Nya. Bukankah seorang pemuda yang dicintai pemudi itu ciptaan Allah? Bukankah gadis yang dicintai oleh pemuda itu mahakarya ciptaan Allah? Cinta karena Allah akan kekal dan tidak menjadi bencana. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, maka dia telah sempurna iman-nya”.
Teman, kamu boleh mencintai wanita yang kamu anggap paling cantik sedunia, tetapi dasari cinta itu sabagai anugrah Allah, karena begitu sempurna-nya ciptaan-Nya sehingga kamu terpikat dan terpesona olehnya. Kamu boleh terkagum-kagum kepada pemuda, tetapi tumbuhkan cintamu karena terpesona oleh kehebatan maha sempurnanya ciptaan Allah.Setiap tatapan yang mengalirkan cinta, kembalikan dan sadari cinta itu tumbuh demi memperkuat cinta kepada Allah, sehingga refleksi tubuh sebagai bentuk ungkapan cinta bukanlah perbuatan yang bertentangan dengan keinginan Allah yang menanamkan rasa cinta.
Teman, akan sangat berbahaya kalau cinta yang kita tumbuh-kembangkan terlepas dari cinta kepada Allah. Cinta yang lepas dari ikatan cinta kepada Allah akan menjadi cinta buta. Cinta buta, tidak logika yang berperan, tidak lagi fakta yang menjadi pegangan, dan tidak lagi memikirkan akibat yang ditanggung. Cinta buta hanyalah hawa nafsu yang berperan dan perasaan yang menjadi ukuran. Padahal nafsu datang dari syaitan, dan perasaan adalah hawa yang dihembuskan oleh syaitan. Cinta buta bukan lagi cinta yang suci dari Allah. Maka itu perbuatan yang dilakukan atas nama cinta sangat mengotori Allah. Lihatlah para pelaku cinta buta:
* Atas nama cinta, dua orang remaja melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
*Atas nama cinta, seorang gadis rela menyerahkan mahkota kewanitaan-nya, dan hamil sebelum nikah.
*Atas nama cinta, seorang gadis rela menadi buronan bersama kekasihnya.
*Atas nama cinta, seseorang rela menanggalkan keyakinan agamanya.
*Dan masih banyak kasus-kasus yang tengah terjadi di masyarakat.
Teman, perhatikanlah bagaimana akhir atau ending dari cinta buta! Tidak ada yang didapat kecuali bencana. Contohnya, hamil diluar nikah adalah hasil dari cinta buta; dan itu bencana bagi diri pelaku dan kedua orang tuanya. Bisa saja pelakunya merasa happy atau tidak terusik, tidak malu atas perbuatannya, tetapi dalam hati kecilnya tetap ada persaan berdosa. Allah menyatakan: “Hati tidak pernah membohongi apa yang pernah dilihatnya (diperbuatnya)”.
Karena itu cintalah sesuatu karena cinta kepada Allah. Cintailah sesuatu dengan sewajarnya. Sadarilahtidak ada cinta yang kekal di dunia ini. Tidak ada cinta yang sehidup semati di dunia ini, sekalipun sering kita mengatakan “ aku tidak bisa hidup tanpa dia”. Cepat atau lambat yang kita cinta akan berpisah dari kita. Bisa saja kita duluan yang memutuskan cintanya, atau dia duluan yang memutuskan cinta kita. Cepat atau lambat, cinta kita kepada sesuatu akan mengalami penurunan. Disebutkan dalam hadist:
“ Malikat Jibril datang kepada Nabi Saw kemudian berkata: Hai Muhammad! Cintailah orang yang kamu kehendaki, tetapi ketahuilah sesungguhnya kamu akan berpisah darinya. Berbuatlah yang kamu kehendaki, tetapi ketahuilah sesungguhnya kamu akan dibals dengannya. Hiduplah sekehendak kamu, tetapi ketahuilah sesungguhnyakamu akan mati. Ketahuilah sesungguhnya kemuliaan yang beriman itu dengan shalat malam, dan kehormatannya adalah tidak minta-minta kepada manusia” .
3. Cinta, Awal dari segala-nya.
Teman, tidak dipungkiri bahwa kelahiran kita di muka bumi ini dimulai dari cinta, yaitu cinta bapak dan ibu. Apa yang dilakukan oleh bapak dan ibu adalah pelajaran berharga bagi kita. Mereka melakukan segalanya dimulai dengan cinta. Kalau tidak karena cinta kepada anaknya, mengapa sang ibu harus rela berkorban memasang badan demi menyelamatkan kita ketika melahirkan. Kalau tidak dimulai dengan cinta, mengapa sang bapak harus banting tulang peras keringat mencari nafkah untuk biaya hidup dan sekolah kita. Tahukah kita, mengapa ada seorang ibu tega membuang anak dan darah dagingnya? Karena ibu tersebut tidak mempunyai cinta. Marilah kita renungkan, dan marilah kita tanyakan kepada bapak dan ibu, mengapa kita dilahirkan? Bagaimana prosesnya kita bisa ada dari tidak ada? Tentu Allah SWT yang menghendaki. Tetapi dasar Allah menentukan keberadaan kita adalah karena usaha dan doa orang tua kita. Dan itu dimulai dari cinta. Maka itu, cinta awal dari segalanya.
Lalu mengapa kita tidak memulai mewujudkan keinginan kita dengan cinta? Berangkatlah mengadakan wisata mulai dari titik cinta, niscaya kita akan menikmati seluruh keindahan yang kita dapatkan. Lakukanlah sebuah perkerjaan mulai dari titik cinta, niscaya kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Lakukan apa saja yang penuh kecintaan, niscaya kita akan menemukan kesenangan batin.
Banyaknya kegagalan dalam sebuah tugas atau pekerjaan disebabkan tidak merasa sreg, atau merasa terpaksa. Sebuah pekerjaan yang dilaksanakan dengan terpaksa, mustahil hasilnya mencapai maksimal, paling-paling hanya sekedar memenuhi kewajiban. Padahal dalam setiap misi, yang terpokok adalah hasilnya. Hasil yang bagus akan mendapat nilai yang bagus, sekaligus mendapat upah atau pahala yang bagus. Rasulillah Saw bersabda:”Sesunggunhnya Allah menyukai hasil yang bagus, yaitu orang yang apabila melakukan sesuatu dikerjakan dengan sungguh-sungguh”.
Teman, mungkin saja kita merasa terbebani ketika diberikan tugas rumah oleh guru. Padahal banyak kebaikan yang ada didalam tugas itu untuk diri kita. Mungkin saja kita merasa terbebani ketika disuruh orang tua untuk belajar yang giat. Padahal di dalam perintahnya itu banyak kebaikan dan kepentingan untuk diri kita sendiri di kemudian hari. Ketika kita menganggap tugas itu sebagai beban, selamanya kita tidak akan bisa maju dan berkembang. Maka dari itu, mulailah melakukan sesuatu dengan dasar cinta. Mulanya memang sangat berat. Tetapi cobalah terus dibiasakan, seperti kita membiasakan diri perjanjian dengan pacar. Bukankah mulanya dulu tidak ada ketertarikan? Mulanya hanya jalan bersama, makan bersama, ngobrol bersama, lama-lama terikat seakan tidak bisa terpisah.
4. Jadikan Cinta sebagai Cambuk untuk Prestasi.
Teman, ketahuilah bahwa setiap diri kita mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda. Tes IQ atau tes bakat/kemampuan yang dilakukan oleh lembaga konseling sangat membantu kita untuk menentukan langkah ke depan. Tetapi untuk sekarang ini tidak ada modal dan kekayaan yang harus kita miliki kecuali “cinta”. Kita mesti punya modal cinta yang kuat. Karena cinta itulah ruh dan semangat kita saat ini.
Teman, pada hari ini kita adalah seorang remaja. Dan remaja adalah bunga bangsa, bukan harapan Nusakambangan. Orang tua kita masih menggantungkan harapan, kelak kita menjadi pemimpin bangsa ini, menjadi penerus dan pengganti generasi tua. Orang-orang yang arif berkata:
“Sesungguhnya di tangan para pemudalah urusan dan nasib bangsa ini, dan di kaki para pemuda kehidupan bangsa ini”.
Sebagai remaja, kita tentu tahu tugas-tugas kita adalah belajar, mengasah ketrampilan, mematangksn kemampuan dan memantapkan kepribadian. Untuk semua itu, kita harus punya obsesi, kita harus punya impian, kita harus punya cita-cita yang tinggi.
“Jadilah kamu pemuda yang kakinya menancap kuat di bumi, dan cita-citanya menembus bintang kejora”.
Sungguh sangat indah pesan orang-orang tua kita, “Injakkan kakimu ke bumi dengan kuat, supaya tidak goyah”. Artinya, kita harus menempa diri kita supaya menjadi orang yang kuat; kuat fisiknya, kuat imannya, kuat agamanya, kuat mentalnya, kuat kemauannya dan kuat semangatnya. Untuk menjadi kuat fisik, berolah ragalah. Untuk menjdai kuat iman, banyak-banyaklah membaca ayat-ayat Allah. Untuk kuat agama, banyaklah belajar kepada para ustadz dan ulama. Untuk kuat mental, bertawakallah kepada Allah dan banyak “prihatin”. Untuk menguatkan semangat dan kemauan, gelorakan cinta.
Teman, apa saja yang menjadi obsesi dan cita-cita kita, dobraklah ia dengan cinta dan jalanilah ia dengan cinta. Siapa yang ingin berprestas, paculah prestasi yang ingin dicapai dengan semangat cinta. Jangan ada satu pelajaran yang kita benci, sehingga kita enggan menyentuhnya. Sama ketika kita hendak menjadikan “si dia” sebagai pacar. Tidaklah bergelora cinta kita, lalu melakukan banyak cara untuk mendekatinya? Setelah berhasil, tidakkah kita merasa bangga? Demikian juga dengan yang lain. Sehingga jadikan cinta sebagai cambuk untuk mencapai prestasi.
,."Senandung Cinta".,